Pada pasangan yang telah menjalin hubungan serius, umumnya berharap bahwa pernikahan yang telah dilangsungkannya terjadi sekali untuk seumur hidup. Terlebih bagi wanita, menjalin hubungan dengan pria dalam suatu komitmen pernikahan adalah impian hidup bahagia bersama pasangan tercinta. Namun, terkadang apa yang menjadi impian dan harapan tidak selamanya bisa terwujud pada kebanyakan orang. Mimpi buruk akhirnya kadang datang dalam suatu mahligai pernikahan dan berakhir dengan kisah perceraian.
Keputusan untuk bercerai dipicu oleh banyak hal. Apa pun itu pemicunya pasti akan menimbulkan dampak bagi pria dan wwanita yang pernah berpasangan, terlebih pula secara psikologis kepada buah hati yang telah dihasilkan dari pernikahan tersebut. Perceraian adalah satu perkara yang rnmemiliki konsekwensi jauh ke depan. Tidak hanya bagi suami istri itu sendiri, akan tetapi juga menyangkut hak anak dan keluarga kedua belah pihak. Oleh karena itu, selayaknyalah bagi suami istri untuk bersikap hati-hati dan bijaksana ketika menghadapi prahara besar yang mengancam kelanggengan dan keutuhan rumah tangga.
Khusus membicarakan dampak perceraian pada wanita, predikat janda akan disandang secara langsung setelah mendapatkan ijasah akta perceraian. Menjadi seorang janda karena proses perceraian sepertinya lebih berat dibandingkan predikat janda yang ditinggal mati oleh suami. Secara norma sosial dan psikologis, wanita akan tampak lebih negatif di mata masyarakat, yang menjadi salah satu pemicu tekanan sosial dalam hidup janda tersebut. Hal ini akan cukup berbeda bila dibandingkan dengan kehidupan laki-laki yang menjadi status duda setelah bercerai.
Dampak perceraian bagi wanita dalam aspek sosial yang umum berupa pendangan negatif berupa omongan-omongan yang terkadang sering membuat telinga panas membicarakan tentang predikat seorang janda. Apalagi jika proses perceraian yang terjadi pada wanita dengan usia yang masih muda, maka sebutan janda muda identik dengan wanita yang akan mudah menggoda para pria di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Dampak lainnya adalah berhubungan dengan faktor ekonomi. Seorang wanita yang bercerai, jika tidak ada anak dari hasil pernikahan, otomatis tidak akan mendapatkan nafkah dari pria yang menceraikannya. Jika memiliki buah hati dari hari pernikahan, nafkah mantan suaminya mungkin akan hanya diberikan bagi sang anak jika berada pada pengasuhan ibunya. Oleh karenanya maka, dilihat dari sisi ekonomi, maka wanita akan berkurang dalam hal memiliki pendapatan uang, sehingga mengharuskan seorang janda untuk berusaha menghidupi dirinya dengan bekerja sendiri.
Dalam hal sisi pribadi, seorang janda akan banyak melakukan segala sesuatunya sendiri, mulai dari mengerjakan aktivitas di rumah hingga kegiatan yang berada di luar. Seorang wanita yang biasanya berpasangan akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari suaminya. Karena telah mengalami perceraian, dampak bagi wanita adalah kurangnya perhatian akan memberikan efek rasa kesepian bagi beberapa wanita. Meskipun memiliki banyak aktivitas, dan bergaul dengan banyak teman dan sahabat, perhatian seorang suami kepada seorang wanita pastinya akan terasa berbeda dalam mengisi kehidupan.