Masjid Raya Bandung terkenal pula di masyarakat dengan sebutan Masjid Agung di Bandung. Masjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam yang berada di kota Bandung, Jawa Barat. Masjid propinsi Jawa Barat ini posisinya cukup dekat dengan alun-alun kota Bandung, yaitu berada di Jalan Asia Afrika (Alun-alun Bandung) Bandung, (40251) Jawa Barat, Indonesia. Masjid agung ini adalah kebanggaan warga kota Bandung ini yang pertama kali dibangun pada 1810. Dari semenjak didirikan, Masjid Agung Bandung telah mengalami delapan kali perombakan bangunan serta renovasi pada abad ke-19, kemudian renovasi dilanjutkan kembali pada abad 20 sampai akhirnya dilakukan renovasi kembali pada tahun 2001. Masjid agung kemudian akhirnya diresmikan kembali pada 4 Juni 2003 oleh Bapak H.R. Nuriana, Gubernur Jawa Barat saat itu. Masjid Agung Bandung saat ini memiliki corak Arab, menggantikan tema lama bercorak khas Sunda.
Masjid Agung awalnya didirikan bersamaan dengan pembangunan Pendopo Kabupaten Bandung. Posisinya berada di selatan alun-alun dan diresmikan pada tanggal 25 September 1810. Bangunan masjid cukup sederhana seperti bangunan panggung tradisional. Tiang-tiangnya terbuat dari kayu, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, dan atapnya terbuat dari rumbia. Pengambilan air wudhu terdapat pada sebuah kolam besar berisi air. Renovasi masjid agung ini mulai dari tahun 1826, 1850, 1875, 1900, dan 1930. Pada tahun 1930, dilakukan pembangunan menara masjid yang terletak di kiri dan kanannya.
Saat Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955, momen tersebut juga menjadi kesempatan menjelang KAA dalam merombak masjid ini kembali. Rancangannya berdasarkan presiden RI waktu itu, Ir. Soekarno. Renovasi masjid ini kemudian membawa perubahan yang ada pada kubah masjid, yang awalnya berbentuk “nyuncung” menjadi kubah berbentuk persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang.
Masjid Agung Bandung pernah mengalami kerusakan akibat angin kencang, sehingga harus mengalami perbaikan kembali pada tahun 1967 dan 1970. Renovasi dilanjutkan lagi pada tahun 1973, dengan memperluas lantai masjid serta pembuatan tingkat.selain itu, terdapat pula pembangunan menara baru di depan masjid juga dengan bentuk ornamen logam berbentuk bulat seperti bawang, serta atap kubah masjid direnovasi berbentuk joglo. Pelaksanaan renovasi kembali pada masjid agung diselenggarakan kembali pada tahun 2001, sampai dinyatakan rampung pada tahun 2004.
Masjid Agung Bandung merupakan hasil rancangan dari perancang terkenal dari Bandung, yaitu Ir. H. Nu’man, Ir. H. Keulman, Ir. H. Arie Atmadibrata serta Prof. Dr. Slamet Wirasonjaya. Masjid Agung Bandung ini memiliki satu buah kubah utama dan 2 kubah tambahan yang ukurannya lebih kecil. Menara masjid yang terletak di kiri dan kanannya memiliki ketinggian sekitar 81 meter, yang bisa dinaiki pengunjung hingga lantai 19. Menara masjid bisa dimasuki pengunjung dengan tiket masuk yang harus dibayar seharga 3000 rupiah. Di Halaman depan masjid terjadi perombakan, dengan adanya basement yang digunakan sebagai tempat parkir, serta bagian atasnya dipergunakan sebagai lahan taman. Untuk bagian dalam masjid terdiri dari ruang dalam bagian depan dan ruang sholat utama. Fungsi dari ruang dalam bagian depan ini adalah sebagai aula untuk berbagai kegiatan keagamaan yang diselenggarakan.